7 Tips Untuk Meningkatkan Kesuksesan Proyek Digital Anda

cakapdigital.com – Terkadang potensi suatu proyek tidak disadari sepenuhnya atau tak tersentuh sama sekali. Demikian juga dengan proyek digital. Perubahan yang serba konstan dan cepat merupakan hal yang lumrah pada dunia digital marketing. Artinya, anda memiliki PR berupa tools, platform, dan teori terbaru yang semestinya dipelajari, diadaptasi, serta diaplikasikan pada bisnis anda. 

Namun usaha anda dapat berakhir sia-sia. Lantas, bagaimana cara anda menjaga momentum bisnis dan memberikan hasil terbaik pada proyek digital anda?

1. Strategi & Visi

Kami perlu mengetahui apakah fondasi bisnis cukup kuat untuk menjadi sandaran dari suatu proyek digital, dan hal ini bisa kami ketahui melalui ketiga poin berikut: 

  • Kesiapan strategi organisasi 
  • Strategi atau roadmap digital yang spesifik
  • Daftar prioritas digital dalam organisasi dan seberapa jelasnya mereka

Identifikasi: Aksi ‘Terjun Bebas’ 

Ketiadaan suatu ‘big picture’ akan mengganggu proses pelaksanaan proyek digital yang jelas. Ketika suatu tim langsung loncat ke solusi tanpa meletakkan fondasi pada tahap awal, maka proyek pun berisiko besar untuk gagal. 

Pada 2018, CIO.com melaporkan bahwa 50% perusahaan tidak mengeksekusi strategi digital mereka dengan baik, dan 20% perusahaan lainnya percaya bahwa proyek-proyek tersebut hanya membuang waktu saja.

 Berikut merupakan isu yang biasanya mengikuti ketiadaan strategi digital pada suatu organisasi:

  • Awal yang lemah dari suatu business case
  • Resolusi yang samar-samar terhadap outcome yang diharapkan
  • Senior management buy-in yang tidak signifikan

Solusi: Mengonversikan strategi bisnis menjadi strategi digital

Dokumentasi dari strategi organisasi yang dapat menjadi acuan dari anggota perusahaan dapat membantu suatu market digital tetap searah dengan objektif dan tujuannya. 

Kesetaraan hubungan antara agensi dan klien. Ada beberapa kasus dimana agensi tidak berkewenangan untuk berekspansi melewati batasan ‘produk akhir’, sehingga dibutuhkan kerjasama yang setara antara agensi dengan klien dalam menghadapi tantangan bisnis yang tidak sekadar menyelesaikan masalah, namun tuntas pula dalam menyelesaikan akar dari masalah tersebut. 

Transparansi dari berbagai divisi bisnis. Menyejajarkan proyek digital dengan pemimpin dari berbagai divisi bisnis dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang mungkin terjadi serta menjaga konsistensi target suatu proyek. Sebagai contoh, melibatkan stakeholder dalam proses yang membuat mereka tahu akan strategi tim dapat mengantarkan pada pembuatan keputusan yang berkaitan dengan teknologi yang lebih baik karena keberadaan input yang bervariasi dari masing-masing divisi.

2. Customer-centric  

Pertanyaan berikut bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki perusahaan tentang para customer nya:  

  • Audiens yang menjadi target organisasi
  • Dokumentasi tentang branding perusahaan dan pengalaman sebelumnya
  • Pendekatan organisasi dalam menganalisis, memahami, dan menghadapi kebutuhan customer serta pendekatan optimisasi terbaik mereka untuk pengalaman customer.  

Identifikasi: Ketiadaan pendekatan yang customer-centric

Riset telah menunjukkan bagaimana 60% perusahaan yang berbasis customer-centric mendapatkan revenue yang menguntungkan dibandingkan dengan perusahaan yang menjadikan customer sebagai prioritas kedua.

Mengapa hal ini dapat terjadi:

  • Situasi yang stabil dalam perusahaan tidak menciptakan urgensi untuk mengubah kondisi yang ada
  • Saingan yang tidak ‘mengancam’ dari bidang bisnis yang sama
  • Biaya operasional

Suatu perusahaan yang menginginkan pendekatan customer-centric namun kekurangan strategi eksternal dalam menjalankan tujuan tersebut, umumnya disebabkan oleh:

  • Tidak mengetahui kebutuhan customer yang sebenarnya dan tidak berusaha mengindentifikasi keinginan tersebut dalam level personal
  • Kegagalan dalam memperbarui dan mengevaluasi ulang profil audiens
  • Bingung antara demografi audiens, persona, dan journey map. 

Solusi: Mengerti seluk-beluk customer sebelum mereka memberi penilaian final mereka terhadap brand anda

Cari tahu profil customer anda dengan mengetahui kebutuhan serta feedback mereka terhadap layanan yang anda tawarkan.

Customer terdiri dari individu dengan kebutuhan yang berbeda-beda, karena itu amati karakteristik mereka dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi sikap mereka. Dengan demikian, anda dapat menjadi bagian dari 52% marketer yang menyandarkan pendekatan mereka pada interaksi customer serta feedback mereka. 

Lebih baik lagi bila anda fokus saja pada platform digital yang sudah tersedia untuk keperluan A/B testing daripada berganti ke platform baru, karena mengganti tidak akan menyelesaikan akar dari masalah, sebaliknya malah mengulangi masalah yang sama. Pasangkan metode yang pertama dengan pendekatan customer-centric, dan anda pun akan segera melihat peningkatan pada proyek digital. 

3. Data

Data yang tersedia pada organisasi harus dipertimbangkan dari segi kemampuannya dalam menunjang bisnis serta berperan sebagai fondasi.

Berikut adalah poin-poin yang berkaitan dengan sistem manajemen data:

  • Sistem manajemen data yang sudah ada
  • Efektivitas dari pengumpulan data
  • Penggunaan insight data dalam mencocokkan strategi dan perannya dalam meningkatkan pengalaman customer dengan hasil yang profitable 

Identifikasi: Terlalu banyak data

Mengapa big data tidak selalu efektif: 

  1. Ironisnya, big data tidak memberikan ‘big picture’.
  2. Big data tidak setara dengan data yang berguna. 
  3. Tidak memberikan jawaban segera pada ‘big question’.

Proyek digital memang memanfaatkan data untuk meraup investasi yang menguntungkan, namun data yang buruk dapat mengarahkan pada pemberian keputusan yang salah dan menyebabkan proyek digital gagal.  

Solusi: Fokus pada metrik yang penting saja

Buat profil customer yang terintegrasi dengan solusi seperti CDP (Customer Data Platform). Data harus dapat dihubungkan dengan segmentasi customer serta tujuan bisnis. 

Dan tentunya, menaruh fokus pada metrik yang menjadi kunci yang disejajarkan dengan tujuan proyek akan membantu anda menciptakan workflow dan produk akhir yang ter-streamline. 

4. Integrasi Digital

Integrasi teknologi dari berbagai channel yang berbeda akan menciptakan pengalaman yang mulus untuk para customer. Apakah anda sudah mempertimbangkan marketing omnichannel untuk meningkatkan pengalaman customer? Kalau belum, anda akan membutuhkan rencana strategis dan pendekatan yang platform-neutral untuk mengeksekusi marketing tipe ini.

Saatnya kami cari tahu dengan tiga poin ini: 

  • Strategi channel yang terintegrasi yang memenuhi permintaan customer
  • Peran signifikan dari elemen digital pada perencanaan marketing di organisasi 
  • Teamwork atau perencanaan individu dari kampanye digital

Identifikasi: Kurangnya channel digital marketing yang terintegrasi

Karakteristik dari channel terintegrasi berhubungan dengan kolektivitas dalam pencarian suatu produk dari perspektif customer. Dengan keseimbangan yang tepat, keterlibatan brand akan terangkat melalui integrasi dari beragam channel, mulai dari email, website, chat support, video, dan banyak lagi. Masalahnya ada pada kurangnya pemahaman tentang potensi customer serta terlewatnya koordinasi antara digital marketer dan strategi mereka.

Solusi: Perhatikan ‘big picture’ nya

Dengan menciptakan hubungan yang lukratif dengan customer melalui penjelasan informatif, narasi, dan sharing pengalaman, ini akan menjadi strategi yang cocok dengan sifat terintegrasinya melalui berbagai channel. Ini juga akan semakin menambah kehadiran brand anda pada customer, sehingga anda dapat memperoleh kepercayaan mereka dan membuat mereka yakin bahwa anda lah orang yang tepat untuk memberikan solusi. 

Memiliki perencanaan yang matang untuk semua channel daripada hanya fokus pada perencanaan single-channel juga akan membantu anda dalam membentuk ‘big picture’. 

5. Content Marketing

Content marketing adalah suatu bentuk targeted marketing yang mendesain dan mendistribusikan konten dengan value, relevansi, dan konsistensi yang tinggi untuk memperoleh sebanyak mungkin audiens, yang dengan kegiatan mereka dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

Maka wajar saja kalau ini menjadi pertanyaan yang diajukan: 

  • Keberadaan dokumentasi strategi content
  • Parameter dalam mengukur content marketing dan efektivitasnya dalam mencapai tujuan dan objektif yang telah didesain sedemikian rupa
  • Data konsumsi content yang didapatkan dari audiens target serta insight yang diperoleh dari data tersebut 

Identifikasi: Melihat content sebagai sebatas kegiatan blogging 

Content writing adalah satu hal, tapi content marketing adalah monster yang berbeda. Anda tak hanya sekedar menulis blog post, namun apa yang anda tulis harapannya akan menaikkan urgensi seseorang untuk mendapatkan apa yang anda tawarkan. Untuk mencapai outcome ini, diperlukan suara brand yang kuat, serta rangkaian blog post yang layak didistribusikan pada berbagai channel.

Aturan ‘melihat website selama 15 detik’ berlaku pula untuk pengunjung potensial yang mampir di website anda, karena waktu inilah yang menentukan apakah website anda layak dikunjungi oleh mereka atau selamanya dilupakan. 

Kembali lagi, semuanya berawal dari kegagalan dalam mendapatkan senior buy-in, suatu langkah yang akan menentukan kualitas dari produksi content. 

 Ini biasanya terjadi ketika hal-hal berikut tidak dipertimbangkan:

  • Optimisasi content SEO baik untuk manusia maupun mesin pencari 
  • Timing dari pengukuran ROI
  • Suara brand dan relevansinya dengan kebutuhan dan ekspektasi audiens
  • Strategi promosi content yang tepat untuk audiens target
  • Dampak dari pengukuran content melalui beberapa KPI (Key Point Indicator) yang menjadi tujuan 

Solusi: Satu content untuk semua

Membuat suatu content yang bisa anda publish pada berbagai format dan channel umum dilakukan. Anda bisa melakukan hal ini dengan menentukan profil audiens, dan menunjukkan pada mereka bahwa anda mengerti akan kendala yang dihadapi customer anda, serta bagaimana anda akan mengatasinya dengan layanan yang anda tawarkan, dan ini dapat diwujudkan dalam bentuk suatu content yang berguna untuk jangka panjang. 

Selanjutnya, anda memilih budget yang spesifik untuk kebutuhan proses yang ada, dan juga dengan menyewa orang yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan dalam mengaplikasikan strategi yang digunakan pada proses content marketing itu tadi. 

Anda pun harus senantiasa mengukur serta mengoptimisasi content anda. 

6. Resourcing

Mengindikasikan resource yang dibutuhkan, serta alokasinya dalam mengatur proyek digital tentu merupakan langkah yang penting, dimana bisnis anda harus siap mengatur  perihal total staff, budget, waktu, support dari luar, skill, dan expertise.  

Ini yang ingin kami ketahui:

  • Struktur organisasi dan penyesuaiannya dengan objektif digital
  • Daftar third-party resource yang mendukung organisasi
  • Proses pembuatan keputusan pada investasi untuk lingkup digital

Identifikasi: Alokasi resource yang tidak memadai

Pengalokasian resource adalah langkah yang krusial dalam mendorong sistem workflow yang seharusnya terintegrasi untuk proyek digital. Organisasi sering kali menghadapi kesulitan akibat kurang memadainya tim ahli yang dapat mengeksekusi strategi digital, berdasarkan suatu report oleh PWC. 

Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah karakteristik dari budaya perusahaan itu sendiri. Apabila suatu perusahaan tidak berbasis digital, maka tim-tim digital tidak akan selalu tersedia atau dipertimbangkan kehadirannya. Sebaliknya tim ter-fragmentasi lah yang menjalankan proyek, dimana tim ini tak selalu sejalan dengan pendekatan tingkat organisasi.

Budaya kerja yang seperti itu menghambat pertumbuhan dan progres dari proyek karena menggunakan pendekatan fragmentasi. Maka, resource dan kapabilitas yang tepat dari masing-masing individu sama pentingnya dalam men-support dan menjalankan implementasi dari produk digital yang diinginkan beserta dengan solusi yang dibutuhkan, yaitu melalui strategi-strategi yang mendasari tiap tahapnya. 

Solusi: Tim cross-functional daripada functional silos 

Suatu tim yang terdiri dari orang-orang dari latar belakang berbeda dengan skill dan expertise yang tepat merupakan langkah yang ideal, karena hal ini akan menghasilkan proyek terbaik berkat resource yang mencukupi dari masing-masing individu.

Setiap individu akan memberikan input terbaik mereka sesuai pengetahuan yang dimiliki, serta menyempurnakan proyek hingga mencapai potensi maksimumnya. Maka, menerjunkan tim cross-functional ketimbang functional silos akan lebih membawa keuntungan dalam eksekusi strategi digital. 

Mari tidak melupakan juga debat yang telah berlangsung lama mengenai topik merekrut secara outsource vs insource. Pada dasarnya, menggabungkan kedua cara merekrut bukanlah hal baru bagi suatu perusahaan, dan sebenarnya, yang menjadi sorotan bukan soal metode satu lebih superior dibandingkan metode lainnya, karena semuanya bergantung sepenuhnya pada keadaan yang ada, dan metode manakah yang lebih banyak membawa risiko dan kontra dalam keadaan tersebut.

Praktik terbaik adalah dengan memberikan perhatian penuh pada kebutuhan strategi digital dan memilih metode perekrutan yang paling cocok dengan kebutuhan tersebut. 

7. Martech stack

Sekarang waktunya bagi expert tech dalam menilai bagaimana cara technology stack dieksekusi yang dilandaskan pada objective organisasi. 

Dengan menanyakan hal berikut, kami akan mengetahui bagaimana sistem dijalankan pada tingkat organisasi: 

  • Daftar sistem spesifik yang men-support secara digital serta celah-celah yang mungkin menghambat sistem
  • Cara sistem dipelihara dan di-support, legacy marketing yang ada, serta efek mereka terhadap progres digital
  • Aplikasi, integrasi, dan dampak teknologi terhadap organisasi dan bisnis yang dijalankan

Identifikasi: Rencana setengah matang 

Jalan menuju kegagalan dalam perencanaan dapat digambarkan dalam berbagai skenario dan faktor-faktor berikut: 

  1.  Nihilnya keterlibatan dengan pembuat keputusan. Mengabaikan peran dari stakeholder dengan tidak melibatkan mereka dapat berakhir pada kegagalan mendapat buy-in dari organisasi. Ini disebabkan oleh ketakutan mendasar akan penolakan dan keberatan dari para stakeholder.
  2.  Input teknologi dan base support yang lemah. Pendekatan yang usang terhadap aplikasi teknologi dapat menyebabkan proses back-end ditempatkan pada prioritas kedua. Di saat proses tersebut harusnya meningkatkan dan men-support strategi digital, dengan pendekatan yang ketinggalan jaman, maka hal ini justru akan semakin menambah beban kerja tim dalam memberikan pengalaman yang mulus untuk customer.
  3. Fokus berlebih pada tren teknologi terbaru. Tetap up-to-date pada gelombang-gelombang tren terbaru oke-oke saja, tapi yang menjadi masalah adalah ketika tidak berusaha menyesuaikannya dengan kebutuhan customer.

Solusi: Persiapan membuat keputusan untuk investasi

Tools automasi untuk marketing bisnis anda bisa jadi membutuhkan budget lebih dari yang anda kira. Budget tahunan sendiri diestimasi berada pada 25.1 trilyun pada 2023. Dengan angka demikian, anda baiknya berhati-hati dan jelas dengan bagaimana, dimana, dan mengapa anda menghabiskan budget. 

Maka, penting untuk mengetahui cara terbaik dalam melakukan aktivitas pembuatan keputusan yang berkaitan dengan investasi. 

  1. Testing. Bereksperimen dengan versi demo dari teknologi. Studi kasus atau review dari pengguna yang sudah berpengalaman dengan tools tersebut bisa anda jadikan sebagai referensi sebelum melakukan pembelian. 
  2. Validasi. Lakukan verifikasi terhadap teknologi melalui jalur independen seperti Gartner.
  3. Processing. Serap sebanyak mungkin informasi sebelum memilih vendor dan tools terkait. 

Selain ketiga aturan di atas, penting juga untuk diingat, bahwa pemahaman terhadap proses bisnis yang telah ada, serta keberlangsungannya dengan tujuan digital dan bisnis dapat membantu anda memilih tools teknologi yang paling cocok yang diharapkan akan melengkapi atau meningkatkan proses bisnis anda. 

Kesimpulan

Dari 7 tips yang telah dibahas di atas, anda dapat melihat bagaimana human resource, teknologi, dan aspek struktural dari peran-peran dalam organisasi saling berkaitan, dan ini bergantung kepada bagaimana setiap bagian dieksekusi sehingga memberikan hasil yang diharapkan, atau sebaliknya.

Di era automasi pada industri digital, mudah untuk merasa bingung dengan pergerakan cepat dari tren-tren yang berkembang, sambil terus berusaha beradaptasi antara tren-tren yang sudah ada maupun dengan yang terbaru. Namun, dengan tips yang telah kami bagikan, anda dapat memperoleh lebih banyak insight dalam rancangan bisnis yang anda pikirkan, atau yang tinggal tunggu eksekusi saja. 

Leave a Reply